Mengaku Mengingatkan, Introspeksi Diri Saja Tak Pernah

Sumber: https://mojokstore.com/product/merasa-pintar-bodoh-saja-tak-punya-2/
Dewasa ini, gelombang dakwah Islam rasanya semakin membesar. Entah karena efek amplifikasi politis atau memang gelombang itu membesar secara organis. Namun perlu diingat, semakin besar gelombang semakin besar pula hantamannya. Layaknya gelombang ombak, gelombang yang kecil bisa kita nikmati sambil tertawa dan bercengkrama, tapi tsunami? Ia menghantam daratan dan mampu meluluhlantakkan seisi kota.

Telah diingatkan bahwa segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik. Hal itu mencakup hal apapun, termasuk perihal dakwah. Dakwah yang terlalu lembek akan diabaikan dan dakwah yang terlalu keras akan ditinggalkan.

Dakwah mengenai jilbab misalnya. Beberapa teman laki-laki yang aktif dalam dunia dakwah rajin sekali memposting konten-konten mengenai bagaimana seharusnya perempuan berpakaian. Mulai dari bagaimana seorang muslimah tidak boleh menampilkan foto wajahnya di internet karena akan menimbulkan semacam dosa berantai, cara mengenakan jilbab yang baik, hingga bagaimana caranya berpakaian seorang muslimah saat naik sepada motor.

Hal ini cukup mencengangkan karena bahkan dalam postingan tersebut dijelaskan bahwa betis saja tidak boleh tersingkap karena ada laki-laki yang mempunyai orientasi seksual terhadap betis wanita. Tentu saya memahami bahwa orientasi seksual semacam itu memang ada, tapi perlu diketahui bahwa ada juga laki-laki yang mempunyai orientasi seksual terhadap perempuan yang berpakaian tertutup dan bercadar. Lantas harus seperti apakah perempuan berpenampilan? Membungkus badannya menggunakan kardus?

Selain itu, pernyataan seperti diatas membawa persepsi yang tidak baik bagi perempuan karena ia seolah-olah hanya dipandang sebagai obyek seks semata. Sekaligus itu membawa persepsi buruk kepada laki-laki bahwa seolah-olah yang ada di otak laki-laki hanya masalah selangkangan belaka.

***

Oleh karena maraknya kampanye tentang jilbab tersebut, kini memang banyak perempuan yang kemudian mengenakan jilbab, tentu ini merupakan hal yang baik. Namun, ada masalah baru yang timbul karena hal ini. Perempuan muslimah yang tidak mengenakan jilbab seolah menjadi minoritas didalam kelompoknya sendiri. Melihat seorang perempuan tanpa jilbab masuk ke masjid menjadi hal yang aneh dan menjadi perbincangan ganjil diantara pengunjung masjid terutama dikalangan para perempuan itu sendiri.

Perempuan muslim tanpa jilbab kini seolah menjadi perempuan kelas dua dan didunia maya maupun dunia nyata sering kali disinggung-singgung untuk segera mengenakan jilbab. Hal ini tentunya menjadi beban psikologis tersendiri bagi perempuan-perempuan tersebut. Padahal agama adalah perjalanan batin yang sifatnya sangat individual. Kita boleh mengingat sesekali, tapi tidak selayaknya kita mengintervensi terlalu jauh apalagi hingga memaksakan kebenaran yang kita yakini kepada orang lain.

Jangan lupa bahwa ada pendapat yang menyerukan perempuan untuk berjilbab, tetapi ada juga pendapat yang membolehkan perempuan untuk tidak mengenakan jilbab. Cukup memakai pakaian yang pantas dan terhormat. Perbedaan pandangan seperti ini adalah hal yang sangat biasa, pilihan untuk mengikuti pandangan yang mana terletak pada pilihan hati kita masing-masing dan sudah selayaknya kita menghormati pilihan masing-masing orang serta tidak pantas rasanya untuk memaksakan kebenaran yang kita yakini kepada orang lain seolah-olah ia adalah satu-satunya kebenaran.

***

Sebagai penutup, mungkin kaum laki-laki perlu banyak berintrospeksi diri. Dari pada mengatur-atur pakaian perempuan dan menganggapnya sebagai obyek seks belaka, mengapa tak kau jaga matamu sendiri? Mengapa tak kau tahan nafsumu? Mengapa tak kau kendalikan kemaluanmu?

Sudah saatnya laki-laki berhenti menceramahi perempuan. Kini saatnya ia yang harus berbenah diri. Sebab nafsu bisa ditahan, itulah gunanya berpuasa. Jika seorang laki-laki melihat bagian tubuh perempuan lalu terangsang dan melalukan hal-hal yang tidak pantas, itu adalah kekalahan melawan nafsunya sendiri, bukan kesalahan seorang perempuan.

Mengingatkan seseorang adalah sesuatu yang baik, namun jangan lupa untuk mengingatkan dirimu sendiri.

Jangan sampai kita terlampau sering mengingatkan tetapi introspeksi diri saja tak pernah.

Comments

Popular Posts