Surat Kepada Tempat Sampah

Sumber: https://en.wikipedia.org/wiki/Landfill

Surat ini aku tulis untuk yang terkasih, tempat sampah.

Selamat malam kepadamu wahai tempat sampah. Bagaimana kabarmu? Aku yakin kau tak baik-baik saja. Mungkin dirimu masih dipenuhi gunungan sampah dari mana-mana, masih saja bau, basah, dan juga menjijikkan. Kiranya seperti itulah aku sebagai masyarakat umum memandangmu.

Kau tau? Sampah-sampah yang kau pinang itu berasal dari seluruh penjuru. Bila kau mau telusur satu persatu, kau akan heran sendiri dibuatnya. Ada saja hal-hal kecil dan tak begitu penting yang menghasilkan sampah. Bahkan jumlahnya tidak sedikit, malah banyak.

Tempat sampah, lihatlah dirimu. Kau tumbuh menjulang bagai gunung. Membawa aroma khas menjijikan dan tanah basah yang becek. Setiap mereka yang berjalan didekatmu akan langsung mengucapkan sumpah serapah dan segera berjalan lebih cepat untuk segera pergi menjauh darimu. 

Wahai tempat sampah, taukah kau apa yang salah dari mereka? Mereka menyangka kau tumbuh menjulang bagai gunung, mereka menyangka kau membawa aroma khas yang menjijikkan. Padahal senyatanya, yang menjulang bagai gunung dan yang membawa bau khas menjijikan itu bukanlah dirimu melainkan sampah itu sendiri. Layaknya air kotor, sebab air sesungguhnya tidaklah kotor, yang kotor adalah kotoran itu sendiri.

Kau tetaplah suci sebagai tempat sampah. Hanya dirimu yang mampu menampung segala macam sampah itu. Hanya dirimu yang mampu sekuat itu bertahan dari cacian dan makian orang-orang yang mengira dirimu bau dan membawa penyakit. 

Kepada tempat sampah yang terkasih, terimakasih telah menampung sampah-sampahku. Kepada sahabat-sahabatku terkasih, terimakasih telah menampung cerita-ceritaku.

Salam hangat dari diriku sang pencipta sampah.

Comments

Popular Posts