Kiranya Tuhan Menciptakan Beberapa Orang untuk "Goblok aja"

Sumber: https://www.facebook.com/pg/Goblok-Nya-Sampai-Ke-Ubun-ubun-197087584255143/posts/?ref=page_internal

Perjalanan hidup adalah sesuatu yang menakjubkan. Bila dilihat secara mikro, hidup adalah bencana. Hampir setiap hari kita menemui kesialan-kesialan. Tersandung, jatuh, tak bisa bangun, menangis, menyerah dan lain sebagainya. Namun bila dilihat secara makro, betapa indahnya hidup ini. It’s amazing that we still alive till today.

Urutkanlah berbagai macam kejadian hitam dalam hidup, ingatlah betapa terpuruknya kita dulu, dan lihatlah hari ini kita masih hidup. Kita mampu melalui dan melampauinya. 

Hidup pada dasarnya memanglah hal yang menakjubkan. Pernahkah kamu berpikir bagaimana bisa kamu hidup? Karena oksigen? Baiklah. Tapi kenapa kita bisa hidup karena oksigen? Karena oksigen berkompatibel dengan sistem tubuh kita? Baiklah. Tapi kenapa oksigen bisa kompatibel dengan sistem tubuh kita? Kenapa bukan zat lain saja? Hal yang tidak akan ada habisnya kita tanyakan. Yang ada ujung-ujungnya “tanya saja sama Tuhan?”. Lantas ada yang menjawab “memang Tuhan beneran ada?”. Lalu kita terjebak dalam perdebatan teologis yang tiada habisnya.

Kata orang-orang tua, hidup cukup dinikmati saja. Live your life katanya. Sebab mendebatkan tentang kehidupan seperti tadi hanya akan membuang energi. Mungkin bagi jiwa muda hal itu menyenangkan, menguras otak, beradu argumen, membuat kalimat-kalimat persuasif untuk menarik orang dalam pendapatnya, menyangkal, mengkritik, dan lain sebagainya. Namun bagi jiwa-jiwa yang sudah menuju senja, hal itu tidaklah penting. Sebab masih banyak hal yang lebih penting bagi mereka, seperti membayar pajak, membayar tagihan air/listrik/internet, menyumbang saat ada kawinan, dll. Belum lagi jika ia menjabat jabatan penting yang statusnya mengabdi pada negara. Akan ada lebih banyak kepentingan yang ada di kepalanya, tak akan sempat memikirkan mengapa kucing tidak diberi karunia bisa memasak.

Sialnya, ditengah hiruk-pikuk kehidupan yang pekat itu. Tuhan sepertinya suka sekali membercandai kita. Mungkin lucu bagi Dia, tapi tidak bagi kita.

Dalam hidup ini pasti kita secara otomatis mengklasifikasi orang-orang yang pernah bersinggungan dengan kita. Ada yang pandai, ada yang bodoh. Ada yang cantik dan yang ganteng. Ada yang rajin, ada yang pemalas. Ada yang kaya, ada yang miskin, dan lain-lain. Warna-warni manusia ini menambah indah kehidupan kita. Ibarat sebuah lukisan, akan sangat indah bila banyak warnanya dan saling berharmoni. Namun, hidup selalu punya anomali. Ada saja hal-hal tak terduga yang terjadi. Salah satunya adalah spesies manusia yang “goblok aja”.

Manusia semacam ini bisa jadi ujian atau juga sebagai hiasan dunia. Pada saat-saat tertentu kita bisa tertawa-tawa dengan tingkahnya absurd. Tetapi ketika kita punya urusan dengan orang semacam ini, maka hal ini lantas menjadi ujian yang cukup menjengkelkan. Menjelaskan sesuatu kepada orang ini terkadang rasanya percuma, mau dijelaskan sedetail apapun tetap saja ada yang terlewat olehnya. Kiranya Tuhan sedang menguji kesabaran kita dengan sungguh-sungguh. Sebab hati begitu kesal, tetapi untuk marahpun tidak bisa. Bukannya tidak mau marah, tetapi buat apa juga dimarahi? Toh tetap sama saja. Lambat laun, kita bisa terjebak dalam lautan kekesalan bila tak pandai mengontrol diri.

Mungkin, orang semacam ini memang dihadirkan Tuhan sebagai pembelajaran dalam hidup. Mari kita lihat hidup secara lebih makro, sebab dengan begitu momen dimana kita bersentuhan dengan orang semacam ini malah menjadi suatu momen kecil yang menggembirakan. Kita akan tertawa saat mengingat momen itu, betapa polosnya kita untuk terjebak dalam amarah karena orang yang memang tidak bisa diapa-apakan lagi haha. Kiranya kita harus pandai-pandai bersiasat, pandai-pandai membagi pekerjaan, hal macam apa yang cocok untuk orang seperti A atau orang seperti B. Dengan begitu kita tidak akan terjebak dalam kubangan kekesalan.

Mari jadikan momen bertemunya kita dengan orang semacam ini sebagai sebuah hadiah kecil dari Tuhan. Menikmatinya dengan santai dan tawa yang renyah. Jangan ditanggapi serius-serius amat, nanti malah pusing sendiri haha.

***

Namun, bolehlah saya tetap bertanya-tanya. Entah apa yang ada di benak Semesta sehingga Dia menciptakan manusia semacam ini.

Comments

Popular Posts